Penyimpanan data atau dokumen dengan menggunakan media optik (optical
storage) pada prinsipnya adalah memanfaatkan suatu sinar laser berkekuatan tinggi
untuk menuliskan data pada disk atau tape, dengan membakar lobang-lobang
microscopic , yang dinamai pits pada permukaannya. Data kemudian dibaca dengan
suatu sinar laser berkekuatan rendah. Cara yang sama dipakai dalam
menginterpretasikan informasi pada kertas-kertas dan kartu dengan menggunakan
refleksi cahaya atau sinar untuk mendeteksi ada tidaknya sebuah lobang ( McDonell,
1993 : 7-10). Dengan teknologi tersebut, penyimpanan data dengan menggunakan
media optik menjadi populer karena dipandang efektif dan efisien.
Optical storage dapat menjadi suatu alternatif pembiayaan yang efektif untuk
semua jenis data. (Koulopoulos, 1995 : 129). Untuk data yang volumenya besar,
penyimpanan dengan menggunakan media optik jauh lebih ekonomis jika dibandingkan
dengan penyimpanan pada media magnetik. Selain pertimbangan biaya, faktor
kapasitas simpan, kenyamanan, dan kecepatan akses menjadi alasan yang tepat untuk
menggunakan media optik sebagai penyimpan data. Dengan berbagai keunggulan yang
dimiliki oleh media optik tersebut, mengakibatkan pengembangan media ini terus
dilakukan dengan munculnya berbagai tipe media optik.
Pada dasarnya ada 3 (tiga) tipe dari optical storage yaitu prerecorded,
writetable dan rewriteable.(McDonell, 1995 : 8). Prerecorde optical storage sering
juga disebut dengan nama CD-ROM (Compact Disk-Read Only Memory), yang
biasanya digunakan untuk pendistribusian informasi dari database yang besar.
Writetable optical storage sering disebut dengan nama WORM (Write Once Read
Many). Sedangkan rewriteable optical storage sering disebut dengan magneto optical
(MO) atau erasable. Khusus magneto optical (MO), akan diuraikan tersendiri karena
dikategorikan telah mempunyai jenis dan teknologi tersendiri. Oleh karena itu, yang
diuraikan dalam pembagian media optik ini hanyalah CD-ROM dan WORM.
storage) pada prinsipnya adalah memanfaatkan suatu sinar laser berkekuatan tinggi
untuk menuliskan data pada disk atau tape, dengan membakar lobang-lobang
microscopic , yang dinamai pits pada permukaannya. Data kemudian dibaca dengan
suatu sinar laser berkekuatan rendah. Cara yang sama dipakai dalam
menginterpretasikan informasi pada kertas-kertas dan kartu dengan menggunakan
refleksi cahaya atau sinar untuk mendeteksi ada tidaknya sebuah lobang ( McDonell,
1993 : 7-10). Dengan teknologi tersebut, penyimpanan data dengan menggunakan
media optik menjadi populer karena dipandang efektif dan efisien.
Optical storage dapat menjadi suatu alternatif pembiayaan yang efektif untuk
semua jenis data. (Koulopoulos, 1995 : 129). Untuk data yang volumenya besar,
penyimpanan dengan menggunakan media optik jauh lebih ekonomis jika dibandingkan
dengan penyimpanan pada media magnetik. Selain pertimbangan biaya, faktor
kapasitas simpan, kenyamanan, dan kecepatan akses menjadi alasan yang tepat untuk
menggunakan media optik sebagai penyimpan data. Dengan berbagai keunggulan yang
dimiliki oleh media optik tersebut, mengakibatkan pengembangan media ini terus
dilakukan dengan munculnya berbagai tipe media optik.
Pada dasarnya ada 3 (tiga) tipe dari optical storage yaitu prerecorded,
writetable dan rewriteable.(McDonell, 1995 : 8). Prerecorde optical storage sering
juga disebut dengan nama CD-ROM (Compact Disk-Read Only Memory), yang
biasanya digunakan untuk pendistribusian informasi dari database yang besar.
Writetable optical storage sering disebut dengan nama WORM (Write Once Read
Many). Sedangkan rewriteable optical storage sering disebut dengan magneto optical
(MO) atau erasable. Khusus magneto optical (MO), akan diuraikan tersendiri karena
dikategorikan telah mempunyai jenis dan teknologi tersendiri. Oleh karena itu, yang
diuraikan dalam pembagian media optik ini hanyalah CD-ROM dan WORM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar